JELAJAH LITERASI

Menolak Ayah: Novel Kaya Makna dari Ashadi Siregar

Fiksi by

Setelah menjani hiatus 30 tahun dari dunia kepengarangan, Ashadi Siregar (Cintaku di Kampus Biru) kembali dengan Menolak Ayah pada 2018. Novel ini, menurut Nestor Rico Tambunan, mengungkap banyak hal yang tak terungkap dalam sejarah, budaya orang Batak, dan kehidupan manusia Indonesia pada umumnya. Ia juga membangkitkan pathos, membantu kita lebih memahami manusia dan kemanusiaan.

Keep Reading

Sekolah yang Memusuhi Pendidikan

Utama by

Apa sasaran pendidikan: memintarkan atau membahagiakan anak? Pertanyaan itu diajukan Haidar Bagir dalam bukunya Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia. Haidar mengkritik sekolah yang terobsesi memintarkan anak, sehingga mengabaikan kekuatan terdahsyat manusia: imajinasi dan intuisi. 

Keep Reading

Aktivitas Online Vs Buku

Infografis by

Aktivitas online, entah itu berselancar di internet atau bermedia sosial sudah menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia. Dengan membandingkan waktu yang dihabiskan untuk aktivitas tersebut dan kemungkinan jumlah kata yang bisa dibaca, kita ternyata bisa membaca sejumlah novel klasik dalam satu hari.

Keep Reading

Clifford Geertz tentang Sukarno

Nukilan by

Dalam bagian yang dinukil dari karyanya Islam Observed: Religious Development in Morocco and Indonesia (diterjemahkan oleh Hasan Basari dan diterbitkan Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial pada 1982 dengan judul Islam Yang Saya Amati: Perkembangan di Maroko dan Indonesia), antropolog dan Indonesianis asal Amerika, Clifford Geertz, menilai Sukarno sebagai sosok yang hanya memiliki ideologi, dan sejarah hidupnya pun menunjukkan sebuah kurva antuasisme ideologis yang terus menanjak tapi sayang dunia di sekitarnya tidak berkembang menurut citra sang pemimpin.

Keep Reading

Negara Real Estate

Wacana by

Perumahan, apartemen, dan kondominum mewah setiap hari dijajakan. Tapi, mengapa tingkat kepemilikan rumah tak meningkat–dan bahkan melorot? Dalam Capital City, Samuel Stein mengungkap “dunia remang-remang” bisnis real estate. Dia menyebutnya “negara real estate”, kondisi ketika pengembang dan tuan tanah menentukan bagaimana kota harus dibangun, kebijakan politik dirumuskan, dan kehidupan dijalani.

Keep Reading

Ekstremisme Islam: Bukan Sekadar Persoalan Teologis atau Penafsiran Keagamaan

Nukilan by

Oleh Bahtiar Effendy

Catatan Redaksi: Untuk mengenang intelektual Muslim, Bahtiar Effendy, yang wafat pada 20 November 2019, kami menukil sebuah bagian dari bukunya Agama Publik dan Privat: Pengalaman Islam Indonesia yang diterbitkan UIN Press pada 2009. Dalam tulisan ini, Bahtiar melihat fenomena ekstremisme Islam–selain karena penafsiran keagaamaan–dipicu oleh ketakberdayaan dalam merespons modernisasi dan globalisasi.

Keep Reading

Jalan Getir Filsafat-Tasawuf dalam Dunia Islam

Sofia by

Dalam Kosmologi Islam, William Chittick mengungkap bahwa sains tentang alam selalu berdampingan erat dengan sains tentang jiwa dalam pemikiran Islam. Itulah kenapa filsafat dan tasawuf bak dua sisi dari koin yang sama dalam Islam. Tapi sayangnya, dua sejoli pengetahuan ini kini banyak ditinggalkan kaum terdidik dan pranata pendidikan di dunia Islam. Chittick menyebutnya telah mati suri selama satu abad.

Keep Reading

Karen Armstrong: Muhammad, Pribadi Abadi

Nukilan by

Dalam momen maulid Nabi Muhammad dan juga ulang tahun penulis Karen Armstrong, kami menukil tulisan pengantar Armstrong untuk bukunya Muhammad: A Prophet For Our Time yang diterjemahkan dan diterbitkan Penerbit Mizan. Armstrong menyatakan bahwa Muhammad justru sosok yang relevan pada masa kini karena jahiliah bukan era sejarah melainkan cara berpikir yang melahirkan kekerasan dan teror.

Keep Reading
Go to Top