Sains “Religius” Agama “Saintifik”: Menjawab Kepongahan Saintifik
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot” sains yang mencemooh agama.
Keep ReadingBuku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot” sains yang mencemooh agama.
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Menyusul Revolusi Iran 1979, bersama Ali Syariati dan Murtadha Muthahhari, Hossein Nasr dan pemikirannya mulai dikenal dan memengaruhi diskursus Islam
Berawal dari orasi budaya yang kemudian diturunkan menjadi rangkaian tulisan, Haidar Bagir menulis buku renungan tentang Sunnah dan Syi’ah, isu
Dari miliaran kode genetik dalam tiap-tiap 60 triliun sel tubuh kita, hanya 5 hingga 10 persen yang aktif. Betapa banyaknya potensi kehidupan yang terpendam. Padahal, gen dorman itu bisa menyembuhkan penyakit dan melejitkan kecerdasan.
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Dengan mengulas penelitian para saintis, dalam Humandkind, a Hopeful History, Rutger Bregman mengungkap bahwa daya tahan keberlangsungan hidup manusia bukanlah
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot”
Di masa pandemi, muncul suara-suara keraguan atas sains dan bahkan upaya pembenturan sains dengan agama. Benarkah sains berkontribusi dalam ketidakpastian hari ini? Jangan-jangan kekisruhan ini ulah politisi tak bertanggung jawab yang meremehkan sains?
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Serial besutan David Simon ini awalnya minim apresiasi tapi justru kini dianggap yang terbaik. Serial ini berhasil menggambarkan realitas sistem
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot”
Terinspirasi oleh terminologi homo sovieticus, Jalaluddin Rakhmat merumuskan homo orbaicus sebagai karakter manusia penghambat perubahan sosial. Apakah, setelah lebih dari dua dasawarsa reformasi, kita masih mengindap homo orbaicus?
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Penerbit Mizan menerbitkan ulang Islam Alternatif (1986) dan Islam Aktual (1991) karya Jalaluddin Rakhmat. Masih relevankah substansi dua buku itu
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot”
Rekayasa Sosial: Reformasi, Revolusi, atau Manusia Besar (1999) menghimpun kuliah Jalaluddin Rakhmat sejak akhir 1980-an hingga 1990-an di hadapan mahasiswa dan aktivis LSM. Buku ini memberi gambaran pemikiran Jalaluddin pada masa awal Reformasi.
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Penerbit Mizan menerbitkan ulang Islam Alternatif (1986) dan Islam Aktual (1991) karya Jalaluddin Rakhmat. Masih relevankah substansi dua buku itu
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot”
Zainal Abidin Bagir
Doktor dalam bidang sejarah dan filsafat sains dari Universitas Indiana, Bloomington
Menyusul perdebatan tentang sains dan agama pada masa pandemi Covid-19, kami menukil tulisan Zainal Abidin Bagir dari pengantar buku Juru Bicara Tuhan (Mizan, 2002) karya Ian Barbour—fisikawan-teolog yang dipandang sebagai peletak dasar bidang kajian sains dan agama.
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot”
Dalam Islamofobia: Melacak Akar Ketakutan terhadap Islam di Dunia Barat, Karen Armstrong dan Dilwar Hussain menunjukkan sekularisme tak datang secara