JELAJAH LITERASI

Category archive

Nukilan - page 7

Sastra yang Berpublik

in Nukilan by
Arief Budiman

Oleh Arief Budiman


Dalam artikel yang dinukil dari buku Perdebatan Sastra Kontekstual (CV Rajawali, 1985), Arief Budiman menyebut kebanyakan karya sastra Indonesia tak berakar pada buminya; sastra kelas menengah, yang lebih suka mengisahkan awan-awan yang mengawang dan riak-riak danau daripada kenyataan ruang dan waktu.

Keep Reading

Kesetaraan Gender dalam Islam

in Nukilan by

Oleh M Quraish Shihab

Dalam tulisan pengantar untuk Argumen Kesetaraan Jender: Perspektif Al-Quran karya Nasaruddin Umar (Penerbit Paramadina, 1999), Quraish Shihab mengurai bagaimana al-Quran dan hadits memandang peran gender dalam keluarga dan kehidupan sosial. 

Keep Reading

Polemik Kebudayaan (IV): Sambungan Zaman

in Nukilan by

Oleh Purbatjaraka | Catatan Redaksi: Dalam artikel ini, filolog dan ahli sastra Jawa, Purbatjaraka ikut menanggapi tulisan Sutan Takdir Alisjahbana. Guru Besar UI dan UGM itu memandang bahwa Indonesia modern adalah sambungan dari zaman-zaman sebelumnya. Dia juga menolak pandangan bahwa Indonesia harus berkiblat ke Barat. Sebab, “Kalau demikian, kelak jadinya kita terpaksa selalu mengejar saja.”

Keep Reading

Polemik Kebudayaan (III): Menuju Masyarakat dan Kebudayan Baru

in Nukilan by

Oleh Sutan Takdir Alisjahbana

Catatan Redaksi: Dalam tulisan ini, Sutan Takdir Alisjahbana menanggapi tanggapan Sanusi Pane “Persatuan Indonesia” atas tulisannya “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru”. Dilampirkan juga di dalamnya tanggapan balik Sanusi Pane.

Keep Reading

Polemik Kebudayaan (II): Persatuan Indonesia

in Nukilan by

Oleh Sanusi Pane

Catatan redaksi: polemik kebudayaan adalah momen pergulatan pemikiran di kalangan budayawan Indonesia pada 1930-an. Satu bagiannya adalah polemik seputar apakah zaman Indonesia modern pada awal Abad ke-20 merupakan kelanjutan zaman sebelumnya ataukah justru sama sekali baru. Bagian ini diisi dengan saling balas tulisan antara Sutan Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane, dan Poerbatjaraka. Perdebatan mereka dan tokoh-tokoh budayawan lainnya dikumpulkan oleh Achdiat Karta Mihardja dan dijadikan buku Polemik Kebudayaan yang diterbitkan Balai Pustaka pada 1948. Kami menghadirkan tulisan Alisjahbana, Pane, dan Mihardja secara berseri.

Keep Reading

Polemik Kebudayaan (I): Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru Indonesia – Prae – Indonesia[1]

in Nukilan by

Oleh Sutan Takdir Alisjahbana

Catatan redaksi: polemik kebudayaan adalah momen pergulatan pemikiran di kalangan budayawan Indonesia pada 1930-an. Satu bagiannya adalah polemik seputar apakah zaman Indonesia modern pada awal Abad ke-20 merupakan kelanjutan zaman sebelumnya ataukah justru sama sekali baru. Bagian ini diisi dengan saling balas tulisan antara Sutan Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane, dan Poerbatjaraka. Perdebatan mereka dan tokoh-tokoh budayawan lainnya dikumpulkan oleh Achdiat Karta Mihardja dan dijadikan buku Polemik Kebudayaan yang diterbitkan Balai Pustaka pada 1948. Kami menghadirkan tulisan Alisjahbana, Pane, dan Mihardja secara berseri.

Keep Reading

Clifford Geertz tentang Sukarno

in Nukilan by

Dalam bagian yang dinukil dari karyanya Islam Observed: Religious Development in Morocco and Indonesia (diterjemahkan oleh Hasan Basari dan diterbitkan Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial pada 1982 dengan judul Islam Yang Saya Amati: Perkembangan di Maroko dan Indonesia), antropolog dan Indonesianis asal Amerika, Clifford Geertz, menilai Sukarno sebagai sosok yang hanya memiliki ideologi, dan sejarah hidupnya pun menunjukkan sebuah kurva antuasisme ideologis yang terus menanjak tapi sayang dunia di sekitarnya tidak berkembang menurut citra sang pemimpin.

Keep Reading

Ekstremisme Islam: Bukan Sekadar Persoalan Teologis atau Penafsiran Keagamaan

in Nukilan by

Oleh Bahtiar Effendy

Catatan Redaksi: Untuk mengenang intelektual Muslim, Bahtiar Effendy, yang wafat pada 20 November 2019, kami menukil sebuah bagian dari bukunya Agama Publik dan Privat: Pengalaman Islam Indonesia yang diterbitkan UIN Press pada 2009. Dalam tulisan ini, Bahtiar melihat fenomena ekstremisme Islam–selain karena penafsiran keagaamaan–dipicu oleh ketakberdayaan dalam merespons modernisasi dan globalisasi.

Keep Reading

Karen Armstrong: Muhammad, Pribadi Abadi

in Nukilan by

Dalam momen maulid Nabi Muhammad dan juga ulang tahun penulis Karen Armstrong, kami menukil tulisan pengantar Armstrong untuk bukunya Muhammad: A Prophet For Our Time yang diterjemahkan dan diterbitkan Penerbit Mizan. Armstrong menyatakan bahwa Muhammad justru sosok yang relevan pada masa kini karena jahiliah bukan era sejarah melainkan cara berpikir yang melahirkan kekerasan dan teror.

Keep Reading
1 5 6 7 8
Go to Top