JELAJAH LITERASI

Category archive

Nukilan - page 2

Penyebaran Wahabisme dan Tanggung Jawab Barat kepada Dunia

in Nukilan by

Oleh Karen Armstrong

Pada 2013, Uni Eropa menyatakan Wahabisme sebagai sumber utama terorisme global. Namun, Wahabisme bukan hanya “masalah Timur Tengah”, ia adalah masalah kita juga.

Keep Reading

Pulau Komodo: Yang Terancam Bukan Hanya Kadal Purba, Tapi Manusia dan Budayanya

in Nukilan by

Dalam pendahuluan dan renungan buku Pulau Komodo: Tanah, Rakyat, dan Bahasanya, pastor-linguis Belanda, J.A.J Verheijen, mengungkap kecemasan akan hilangnya budaya dan bahasa asli penduduk Pulau Komodo (Ata Modo) akibat industri pariwisata menjelang penetapan pulau sebagai taman nasional pada 1980.

Keep Reading

“Mati Ketawa Cara daripada Soeharto”: Mengenang Satire Politik Orde Baru

in Nukilan by

Politisi tak hanya menghadirkan kekecewaan tapi juga kelucuan. Mati Ketawa Cara daripada Soeharto menertawakan kemalangan bangsa Indonesia sekaligus kepandiran elite politiknya. Satire di dalamnya hidup klandestin pada masa Orde Baru, tapi uniknya tetap relevan pada masa sekarang.

Keep Reading

Transaksi

in Nukilan by

Cerpen Umar Nur Zain

Umar Nur Zain, seorang wartawan-sastrawan. Meski namanya tak begitu dikenal, dia pernah menghasilkan karya populer Nyonya Cemplon (1981). Dia kerap mengangkat kritik sosial dengan memadukan ironi, satir, dan humor gelap.

Keep Reading

Merebut Negara dari Cengkeraman Plutokrasi

in Nukilan by

Oleh A.E. Priyono

Almarhum A.E. Priyono dalam tulisannya pada 2016 menyatakan demokrasi di Indonesia pasca-Reformasi telah bermutasi menjadi plutokrasi (kekuasaan oleh segelintir kaum kaya). Rezim-rezim yang dilahirkannya adalah rezim oligarki-elektoral.

Keep Reading

“Saya Terbakar Amarah Sendirian!”: Mengenang Andre Vltchek Sekaligus Pramoedya Ananta Toer

in Nukilan by

Andre Vltchek meninggal dunia 22 September 2020. Jurnalis Amerika ini banyak menulis tentang Indonesia. Salah satunya Saya Terbakar Amarah Sendirian! hasil wawancaranya dengan Pramoedya Ananta Toer. Berikut kami nukilkan bagian tentang sastra dari buku tersebut.

Keep Reading

Dilarang Mencintai Bunga-Bunga

in Nukilan by

Cerpen Kuntowijoyo

Catatan Redaksi: Cerpen ini memperlihatkan kredo kepengarangan Kuntowijoyo, yang ia sebut “sastra transendental”. Ia seperti mengkritik spirit kapitalisme Weberian bahwa kebahagiaan itu hanyalah: kerja, kerja, kerja!

Keep Reading

“Mantel Bulu”

in Nukilan by

Cerpen Bondan Winarno

Catatan redaksi: Bondan Winarno lebih dikenal sebagai pakar kuliner dengan ungkapan khas, maknyus. Tak banyak orang tahu dia memulai karir sebagai pengarang dan wartawan. “Mantel Bulu” adalah cerpennya yang memenangkan sayembara majalah Femina pada 1985.

Keep Reading

Kartu Pos dari Surga

in Nukilan by

Cerpen Agus Noor

“Kartu Pos dari Surga” karya Agus Noor adalah satu dari 20 cerpen Indonesia terbaik pilihan juri Anugerah Sastra Pena Kencana 2009. Ia menyiratkan perpaduan alam fisik (kartu pos) dan metafisik (surga). Perpaduan yang menyatakan betapa berharganya kenangan dalam hidup manusia.

Keep Reading

Kuli Kontrak

in Nukilan by

Cerpen Mochtar Lubis

Satyagraha Hoerip menilai cerpen “Kuli Kontrak” sebagai salah satu dari lima cerpen terbaik Mochtar Lubis. Cerpen ini disebut merefleksikan masa kecil Mochtar sebagai anak seorang pangreh praja.

Keep Reading
1 2 3 4 8
Go to Top