“Malas Itu Perlu”: Motivasi Diri Tak Lazim dari Negeri Ginseng

Meskipun sempat sedikit dikecewakan oleh judulnya, isi buku ini memberi kompensasi yang jauh lebih besar daripada kekecewaan itu.
Keep ReadingMeskipun sempat sedikit dikecewakan oleh judulnya, isi buku ini memberi kompensasi yang jauh lebih besar daripada kekecewaan itu.
Keep ReadingJauh sebelum nge-hit dan dapat Oscars lewat Parasite, Bong Joon-ho lebih dulu menghentak jagat film dengan The Host. Masuk dalam
Seperti dalam film-filmnya yang terdahulu, dalam Parasite, Bong Joon-ho mampu menunjukkan bahwa solidaritas kelas itu hanya ada dalam teori. Kelicikan
Kim Ji-yeong, Lahir Tahun 1982 karya yang memicu kontroversi di Korea Selatan, baik saat terbit sebagai novel maupun ketika diangkat
Novel ini menjadi semacam epos bagi perjalanan seorang “anak ajaib” di dunia musik. Dee Lestari seakan tengah menciptakan “Beth Harmon” dari dunia musik.
Keep ReadingDengan teknik narasi epistoler, Gaarder dan Hagerup membawa kita kepada pengembaraan dua remaja ke dalam keajaiban dunia penulisan.
Penggarapan apik dari sisi sinematografi, tapi skenarionya masih terlalu patuh pada plot dan alur novelnya, sehingga pengisahannya terasa tak utuh.
Sang Peramal—dan sebelumnya Dua Dini Hari—menunjukkan ciri khas Chandra Bientang. Dia seakan menasbihkan dirinya sebagai pengarang thriller dengan nuansa filosofis
Menonton De Oost seharusnya membuat kita menyelami bagaimana menjadi penjajah agar kita tak menjadi seperti mereka. Jangan-jangan, setelah lebih daripada tujuh dekade merdeka, kita justru saat ini menjadi bangsa yang menindas sesama bangsa sendiri.
Keep ReadingNomadland (2021) mempertanyakan kembali makna “rumah”. Apakah bangunan fisik yang kita tinggali adalah “rumah” sejati bagi kita?
Keep ReadingThe Tinder Swindler dan Inventing Anna menunjukkan bahwa polesan citra-diri dan endorsement kalangan tertentu adalah bagian dari pembentuk identitas dalam
Film ini mencoba bercerita tentang pengalaman korban kejahatan seksual mencari kedialan. Tapi, si pelaku terlampau digambarkan sebagai psikopat yang simpatik
Film ini bercerita intens tentang karakternya dalam latar budaya lokal yang kuat. Ia menghibur sekaligus menggugat tabu secara blak-blakan.
Penerbit Mizan menerbitkan ulang Islam Alternatif (1986) dan Islam Aktual (1991) karya Jalaluddin Rakhmat. Masih relevankah substansi dua buku itu dengan masa kini?
Keep ReadingJalaluddin Rakmat sebenarnya lebih seorang pendidik daripada tokoh agama ataupun politisi. Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak adalah sumbangannya kepada dunia
Terinspirasi oleh terminologi homo sovieticus, Jalaluddin Rakhmat merumuskan homo orbaicus sebagai karakter manusia penghambat perubahan sosial. Apakah, setelah lebih dari
Rekayasa Sosial: Reformasi, Revolusi, atau Manusia Besar (1999) menghimpun kuliah Jalaluddin Rakhmat sejak akhir 1980-an hingga 1990-an di hadapan mahasiswa
Sumur mengungkap, perubahan iklim tak hanya berdampak terhadap kehidupan fisik manusia, tapi psikisnya. Bukan hanya modal ekonomi yang hancur tapi modal sosial.
Keep ReadingPenggarapan apik dari sisi sinematografi, tapi skenarionya masih terlalu patuh pada plot dan alur novelnya, sehingga pengisahannya terasa tak utuh.
Cerpen Umar Kayam “Ziarah Lebaran” merupakan salah satu dari 17 “Cerpen Pilihan Kompas” 1995. Y.B. Mangunwijaya mengulas Umar Kayam sangat
Perlawanan para “perempuan” dalam Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha berasal dari kedalaman jiwa mereka. Jiwa mereka bisa mengasihi tapi juga
Manusia terobsesi dengan keabadian, dan karenanya berupaya mengakali maut. Tapi, apakah hidup dan mati sesederhana berfungsi atau tidaknya tubuh fisik, termasuk otak?
Keep ReadingThe Tinder Swindler dan Inventing Anna menunjukkan bahwa polesan citra-diri dan endorsement kalangan tertentu adalah bagian dari pembentuk identitas dalam
Film ini mencoba bercerita tentang pengalaman korban kejahatan seksual mencari kedialan. Tapi, si pelaku terlampau digambarkan sebagai psikopat yang simpatik
Film ini bercerita intens tentang karakternya dalam latar budaya lokal yang kuat. Ia menghibur sekaligus menggugat tabu secara blak-blakan.
Buku karya Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla ini menjawab pernyataan-pernyataan kenes, gagah, dan gahar tapi pongah dari para “bigot” sains yang mencemooh agama.
Keep ReadingPenulis “The New York Times Best Seller”, Eric Weiner, mengunjungi Indonesia pada akhir Oktober 2022. Berikut ini kesan editor Mizan
Menyusul Revolusi Iran 1979, bersama Ali Syariati dan Murtadha Muthahhari, Hossein Nasr dan pemikirannya mulai dikenal dan memengaruhi diskursus Islam
Berawal dari orasi budaya yang kemudian diturunkan menjadi rangkaian tulisan, Haidar Bagir menulis buku renungan tentang Sunnah dan Syi’ah, isu
Sang Peramal—dan sebelumnya Dua Dini Hari—menunjukkan ciri khas Chandra Bientang. Dia seakan menasbihkan dirinya sebagai pengarang thriller dengan nuansa filosofis dan sosial-politik.
Keep ReadingDengan teknik narasi epistoler, Gaarder dan Hagerup membawa kita kepada pengembaraan dua remaja ke dalam keajaiban dunia penulisan.
Penggarapan apik dari sisi sinematografi, tapi skenarionya masih terlalu patuh pada plot dan alur novelnya, sehingga pengisahannya terasa tak utuh.
Novel ini menjadi semacam epos bagi perjalanan seorang “anak ajaib” di dunia musik. Dee Lestari seakan tengah menciptakan “Beth Harmon”
Coded Bias menunjukkan AI dan machine learning tidaklah bebas bias seperti yang digembar-gemborkan. Era perbudakan, ketika manusia dicap dan dilabeli, seakan kembali hadir. Tapi caranya kali ini halus dan bahkan dianggap keren.
Keep ReadingBuku adalah alternatif untuk mengerti cara berpikir orang lain yang berada di luar lingkaran kita secara lebih mendalam.
Cerpen Isaac Asimov Anda yang pernah mencoba aplikasi atau situs web kencan online akan terkejut dengan cerpen lawas ini. Pada